Apakah Ada Cinta Dibalik Facebook?

Kolorina Memandang Koloritam

Kisah nyata keluarga baru di era tahun 2000, keluarga tersebut bahagia dan penuh kasih sayang bersama anggota keluarga tanpa sedikit pun sentuhan tekanan batin ditengah-tengah keluarga yang berbahagia ini. Sang ayah bernama Kolorama dengan sang Isteri benama Kolorina bersama dua orang anak mereka yakni anak pertama bernama Tahuisi (Putra) usia sembilan tahun duduk dibangku kelas empat Sekolah Dasar (SD) dan anak kedua bernama Tahukosong (Putri) usia tujuh tahun duduk dikelas dua SD.

Kolorina Ibunda dua anak Putra dan Putrinya keluarga baru bekerja sebagai ibu rumah tangga yang baik, serta mengasuh kedua anaknya sebagaimana dimaksud mewujudkan keluarga tetap berbahagia. Pekerjaan sehari-hari terlepas dari merawat anak dan antar-jemput sekolah, dirumah  mempunyai sampingan membantu mengerjakan pekerjaan sang suami dengan menggunakan Laptop untuk membuat pengisian data laporan hasil pelaksanaan pekerjaan Kolorama (Papih) untuk dikirim sebagai laporan mingguan melalui Email ke kantor perusahaan tempat Papih bekerja.
Kolorama sebagai kepala rumah tangga sibuk berbisnis diluar, sehingga jarang berada dirumah kecuali pada malam hari seusai pulang kerja seperti biasa dengan orang kantoran yang lain. Oleh karena itulah Kolorama (Papih) meminta dibantu Kolorina (Mamih) mengetikkan hasil pelaksanaan kinerjanya untuk di infut ke kolom isian laporan yang ada didalam Laptop milik Kolorina (Isteri) pada siang hari esok seusai menjemput kedua anaknya dari sekolah.

Pekerjaan mamih terus-menerus berlanjut selama sepuluh tahun sejak awal pernikahan  menempuh keluarga baru hingga akhir tahun 2010, Kolorina (Mamih) menemukan sebuah aplikasi facebook muncul dimonitor Laptopnya menerangkan bahwa; facebook dapat menghantar informasi anatara satu sama lain orang apalagi dengan kelurga dekat, sahabat dan teman lainnya. Kesimpulan positip yang diinginkan Kolorina dari facebook dapat bertemu dan berkomunikasi dengan teman lama sejak kecil dan teman lama disekolah.

Dan dalam waktu yang sama Kolorina membuat Account Profile facebooknya dan mulailah bertemu dan berkomunikasi jarak jauh dengan baik bersama keluarga dan temannya melalui aplikasi facebook. Dengan aplikasi facebook sudah membantu kejenuhan Kolorina melaksanakan pekerjaannya sehari-hari yaitu pengisian kolom cop laporan sang suami (Kolorama).

Tiga bulan kemudian pada awal tahun 2011, profile facebook Kolorina di Add atas nama Koloritam (Laki-laki tampan) difacebook dan Kolorina menerima permintaan pertemanan Koloritam.  Kolorna pun melihat-lihat posting atau status dikronologi facebook Koloritam sungguh keren karena penampilan pemuda (Koloritam) banyak poto selfi di Mall dan poto makanan/minuman yang enak didalam kronologinya. Secara langsung Kolorina Chat di inbox massanger Koloritam “Terimakasih ya sudah saya konfirmasi permintaan pertemanannya,” Koloritam menjawab “Iya sayang terimakasih, kamu cantik deh,” Kolorina menjawab “Tidak juga abang, Abang yang ganteng,” dan seterusnya.

Selama tujuh belas (17) hari berlalu mereka saling chat melalui inbox massanger facebook, ada tiga (3) permintaan Koloritam baru dua (2) yang dapat disanggupi Kolorina (Mamih) yaitu kata sayang dan poto tarzan serta video call Kolorina didalam kamar sesuai keinginan pemuda tampan (Koloritam). Permintaan ketiga dari Koloritam, meminta supaya dapat bertemu di Hotel yang berada diantara Rumah Kolorina dengan Sekolah anaknya Tahuisi dan Tahukosong.

Untuk mengabulkan permintaan ketiga dari sang pemuda tampan (Koloritam), sang mamih pun mempunyai akal untuk membuat strategi keamanan supaya tidak diketahui sang suami (Kolorama) bahwa dirinya ingin bertemu dengan pemuda tampan raja gombal lapa-lapa yang selalu menghampiri bayangan angan Kolorina seakan membawa terbang ke angkasa.

Malam jam 22:00 WIB menjelang tidur, Kolorina berlagak seolah-olah semakin tambah sayang kepada suaminya Kolorama dan berkata “Papih sayang……! Sebenarnya aku semakin sayang deh sama papih, boleh gak? Mamih telepon setiap hari kalau Papih sudah sampai ke kantor.”
Kolorama (Papih) menjawab “Boleh saja mamih, buat apa harus selalu telepon mih?” Mamih “Saya tidak bisa tenang Papih, khawatir kenapa-napa dijalan, kalau sudah Mamih telepon dan Papih sahut kan hatiku tenang Papih.” Kolorama “Ohh…! Iya mamih betul sekali, jika Phone saya tidak saya angkat karena sibuk bisa mamih telepon asistenku bernama Kolorijo dikantor.”

Setelah kesepakatan Kolorama (Papih) dan Kolorina (Mamih) dikukuhkan, Kolorina pun mengukuhkan tempat dan waktu pertemuan kepada pemuda tampan Koloritam, menjelaskan bahwa dirinya bisa bertemu setiap hari kecuali hari libur tempat di Hotel yang berada diantara rumahnya dengan sekolah kedua anaknya dan waktu Jam 07:00 WIB sampai dengan Jam 11:00 WIB. Koloritam berkata “Oke sayang…! Cintaku” menjawab kesepakatan yang disampaikan Kolorina.

Esok pagi selasa April 2011, Kolorina seusai pulang antar kedua anaknya sekolah langsung telepon suaminya “apakah sudah sampai dikantor atau belum?” Papih “Sudah baru saja sampai dikantor mamihku.” Mamih “Oke bae bae ya papih…!”
Kolorina setelah mematikan Hanphonenya langsung chat dengan pemuda tampan (Koloritam) melalui inbox massanger facebook, memastikan bahwa mereka sudah bisa bertemu ditempat yang ditentukan yaitu Hotel yang berada diantara rumah Kolorina dengan sekolah kedua anak dimaksud.

Pertemuan kedua dalam minggu yang sama jumat April 2011, pemuda tampan (Koloritam) berkata kepada cayangnya Kolorina; “Cayang…! Abang bisa setiap hari bertemu dengan kamu di Hotel ini, tetapi mengingat proyek saya sedang berjalan di Kabupaten Sono jauh dari tempat kita ini, butuh modal banyak maka saya tidak bisa setiap hari besama kamu di Hotel ini sayang…! Tetapi kalau cayang (Mamih) bisa mendahulukan pembayaran hotel yang kita pakai tidak apa-apa, nanti bulan Juli 2016 bisa saya ganti semua biaya cayang yang keluar selama kita masuk Hotel ini. Karena keuntungan Proyek kita nanti mencapai Rp.800.000.000,- apakah sepakat cayang…?”

Sicayang Kolorina dengan senang hati menjawab kata pengharapan yang diberikan pemuda tampan “Iya abang cayang, saya pun tidak meminta harus setiap hari kita bertemu, kalau Cuma untuk temuan seminggu dua kali kita di hotel ini saya masih punya uang hasil tabungan sisah belanja kebutuhan rumah yang diberikan suamiku. Tetapi abang cayang ingat ya, kalau sudah selesai proyeknya pengembalian uangku tolong dilebihi ya abang cayang?” Koloritam senyum sambil berkata “Tentunya cayang (Ummahh)” sambil kecup kening mamih cayang.

Berlanjut dua bulan kemudian, empat orang kelompok Paparazzi mengkonfirmasi Koloritam dan Kolorina tentang legal sitatus pernikahan mereka, sebab kelompok paparazzi sudah satu bulan penuh mengikuti langkah serta sudah banyak petikan gambar Koloritam dan Kolorina sedang berada di dalam Hotel Kenikmatan langganan mereka. Paparazzi sudah mencatat alamat lengkap Koloritam di jalan Tipu No.378 dan alamat Kolorina di jalan cinta rt.5. dan bahkan diancam akan diberitahu kepada suaminya Kolorama di kantornya beralamat di jalan Otobodo, Kecamatan Pusok, Kabupaten Somehon.

Kolorina bunda dua anak itu gemetar karena ketakutan mendengar paparan empat orang kelompok Paparazzi, gelisah sambil mendesak kekasihnya Koloritam supaya membayar uang sejumlah yang dibisikkan kelompok paparazzi, namun pemuda tampan dengan pelan berkata “Kan uang saya sedang terpakai pelaksanaan proyek cayang.”
Kolorina semakin takut jika kasusnya sempat diketahui suaminya Kolorama, mungkin dirinya bisa mengakibatkan pertekaian dan bahkan berujung perceraian dari suaminya.

Kolorina, melihat koloritam Selenga-selengo kurang bertanggung jawab mengatasi masalah mereka, akhirnya Kolorina bertindak memutuskan dan minta maaf kepada tim paparazzi, berjanji akan memberikan uang sejumlah separoh dari yang dibisikkan tim paparazzi dalam waktu setengah jam, Sicayang pun mengarah pulang ke rumah mengambil uang sesuai yang dijanjikan kepada paparazzi.

Setelah setengah jam, Sicayang memberikan uang yang baru saja diambil dari rumahnya dan berkata; “Maaf hanya separoh yang dapat saya bayar, bila harus bayar sepenuhnya minta saja kepada Koloritam ya Pak.”
Seorang anggota paparazzi menjawab “Tidak mungkin Koloritam memiliki uang sebesar ini! Soalnya saya kenal betul Dia tukang parkir dipertokoan sebelah.”
Kolorina “Ahhhh??? maup ma Timba.”


Ilustrasi ini saya buat hanya Humor walaupun bagian dari kenyataan.