Di sebuah sungai yang mengalir tenang di tengah hutan lebat, hiduplah seekor kerbau yang baik hati dan seekor buaya yang licik. Kerbau adalah yang selalu siap membantu hewan-hewan lain di hutan, sementara Buaya dikenal karena kecurangannya dan keserakahannya.
Suatu hari, ketika Kerbau sedang beristirahat di tepi sungai, Buaya mendekatinya dengan senyum palsu.
"Halo, Kerbau. Apa kabar hari ini?"
Kerbau tersenyum ramah dan menjawab, "Halo, Buaya. Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"
Buaya menggelengkan kepala, pura-pura sedih. "Aku sedang lapar dan tidak bisa menemukan makanan di mana pun. Sungai ini terlalu dangkal, dan aku tidak bisa menangkap ikan."
Kerbau merasa iba melihat Buaya yang kelaparan. "Jangan khawatir, Buaya. Aku punya ide. Mengapa kita tidak mencari makanan bersama-sama? Aku akan membantumu menemukan rumput di padang rumput, dan jika kau mau, aku bisa mencari buah-buahan untukmu di hutan."
Buaya tersenyum licik. "Benarkah? Tentu saja, aku mau! Aku percaya padamu, Kerbau."
Kerbau dan Buaya pun berangkat mencari makanan. Kerbau membimbing Buaya ke padang rumput di mana ia biasa merumput, sementara Buaya pura-pura mencari buah di hutan, tetapi sebenarnya ia memperhatikan dengan cermat setiap gerakan Kerbau.
Setelah beberapa saat, Kerbau berhasil menemukan rumput yang lebat dan enak untuk dimakan. "Buaya, inilah rumput yang bagus untukmu. Ayo makan bersama-sama," ajak Kerbau dengan suara hangat.
Buaya pura-pura setuju, tetapi sebenarnya ia punya rencana lain. Ketika Kerbau sedang asyik merumput, Buays tiba-tiba menyerangnya dari belakang, mencoba menyeretnya ke dalam sungai.
Namun, Kerbau yang tangguh segera menyadari rencana jahat Buays. Dengan kekuatan dan keberanian, ia melawan dan berhasil mengusir Buaya. Meskipun Kerbau terluka, ia merasa lega karena berhasil menyelamatkan diri.
Buaya yang kalah terkejut melihat kebaikan hati Kerbau. "Mengapa kau menyelamatkan diriku, Kerbau? Aku mencoba menyakitimu."
Kerbau tersenyum lembut. "Karena aku percaya bahwa setiap makhluk di dunia ini pantas mendapatkan kesempatan kedua. Aku berharap kau bisa belajar dari kesalahanmu dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik."
Buaya merasa malu karena tindakannya yang licik dan menyadari bahwa kebaikan hati Kerbau sungguh mulia. Dari hari itu, Buaya berjanji untuk tidak lagi melakukan hal-hal jahat dan bersikap jujur dalam hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap memberikan komentar yang positif